Bapak, saya Mohammad Donny Andreyanto, 16410084 kelas 3B PBSI, berikut
ini saya lampirkan hasil pekerjaan UAS saya, silahkan klik link dibawah
ini
bit.ly/2CdxZA6
Kamis, 28 Desember 2017
Selasa, 26 Desember 2017
contoh catatan perjalanan
Senja Di Kota Kelahiran
Kabupaten
Demak (bahasa Jawa: Pegon دٚمَكْ), adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa
Tengah. Ibukotanya adalah Demak. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di
barat, Kabupaten Jepara di utara, Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan
di tenggara, serta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang di sebelah barat.
Kabupaten Demak memiliki luas 897,43 km² dan berpenduduk 1.055.579 jiwa (2010). Demak pun
banyak julukannya seperti Demak kota wali karena Demak dahulu adalah tempat rapatnya
para wali songo, kota blimbing karena dahulu Demak terkenal sebagai sentaral
buah blimbing, kota jambu; kota ini sangat terkenal dengan hasil pertanian jambunya
terutama jenis jambu Citra Delima, bahkan jambu citra delima dikenal orang luar
demak di sebut jambu Demak, kota beramal beramal singkatan dari bersih, elok,
rapi, anggun, aman, maju, dan lestari.
Berawal
dari minggu pagi pukul 06:00 WIB saya bersama teman perempuan saya ke Masjid
Agung Demak untuk cfd_an, sehabis cfd an
dengan sepeda sambil mencari-cari
sarapan di lingkungan masjid agung itu terdapat masjid yang konon itu di buat
oleh Wali Songo yang didalam massjid tersebut terdapat empat pilar yang
bersejarah, dan ada makam Sunan Wali
Songo, dan terdapat museum di sebelah utara dari masjid Agung Demak.
Dan
akhirnya saya berhenti di sebuah warung bubur ayam Pak Dol, yang
kata orang sekitar itu bubur yang enak, sehabis makan saya dan teman
saya, sambil melahap bubur ayam itu sambil nonton orang yang lewat
dijalan. Sehabis makan saya mengajak
teman saya berkeliling di area masjid
dan berkeliling didaerah sekitar masjid seperti di pendopo yang ada
tamannnya, nama temannnya adalah taman Kalituntang yang biasanya kalo malem
yang biasa buat pasangan muda mudi untuk memadu kasih, namun sekarang dari
pemkot demak mengadakan peraturan jika ada muda mudi yang berpacaran disitu kan
dikenakan sanksi dan yang lebih parahnya jika pasangan muda mudi tersebut yang
sudah terlewat batas tatperti akan dikawinkan secara paksa. Tapi kalo pagi
sampai sore taman Kalituntang dijadikan tempat berjualan pedagang kaki lima dan disitu selain ramai dan
teduh.
Berhubung
saya dan teman saya mulai capek dan jenuh saya pun pulang kerumah teman saya
bertepatan rumahnya dekat dengan lokasi
wisata religi itu. Di desa Mranak kecamatan Wonosalam Demak sampai menunggu
senja tiba, dan kini senja pun menghampiri. ~mda
Peristiwa Tutur dan Tindak Tutur
Peristiwa
Tutur dan Tindak Tutur Oleh Penjual Buah Di Kota Demak Dengan Pembeli Untuk
Mendapatkan Potongan Harga
MOHAMMAD
DONNY ANDREYANTO
16410084
3B
PBSI,
FPBS, UPGRIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Buah lokal dari berbagai pelosok
daerah tentunya menjadi salah satu bukti
nyata bagi kita semua bahwa masih ada ciri khas yang ada pada setiap daerah
yang yang harus dilestarikan perkembangannya. Namun sekarang pertumbuhan
dibidang perdagangan buah lokal kian menurun, contah saja yang saya ambil dari
pasar Bintoro Demak. Dulu kota Demak terkenal dengan buah belimbingnya, namun
sekarang tinggal beberapa pohon yang
masih itu saja enggak diperjual belikan dikarenakan tidak bisa memenuhi stok
pasaran. Saat ini.
Buah
belimbing telah tergantikan dengan buah jambu. Jambu air merah delima merupakan
buah khas yang tumbuh tersebar di
kecamatan Wonosalam, Mijen, Gunturi, Wedung dan Demak kota. Kekhasan dari jambu
air ini adalah rasa manis dan buahnya
tebal. Dalam perkembangannya, buah jambu kini menjadi idola bagi masyarakat
Demak. Tak dapat dipungkiri, setiap kita menginjakkan kaki di Demak, kita
disambut olehnya. Banyak sekali toko-toko, penjual pinggir jalan, bahkan
penjual asongan yang menjual buah ini. Harga yang ditawarkan pun cukup beragam.
Semakin baik kualitad buahnya, maka semakin tinggi pula harganya. Kesempata
kali ini saya ingin melakukan penelitian perbandingan bahasa penjuah buah jambu
demak dengan pembeli dengan menerapkan tiga bahasa Indonesia, bahasa jawa
ngoko, bahasa jawa krama halus untuk mendapatkan petongan harga miring dari
harga aslinya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang dan fokus permasalahan maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah dangan rincian sebagai berikut:
1. Bagaimana respon atau tanggapan jika menggunakan bahasa Indonesia dalam
transakasi pebelian buah.
2. Bagaimana
respon atau tanggapan jika menggunakan bahasa jawa ngoko dalam
transakasi pebelian buah.
3. Bagaimana
respon atau tanggapan jika menggunakan bahasa jawa krama alus ngoko
dalam transakasi pebelian buah.
1.3 TUJUAN
Tujuan
adalah suatu yang ingin dicapai oleh karena itu penelitian ini perlu mempunyai
tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui respon atau tanggapan
jika menggunakan bahasa Indonesia dalam transakasi pebelian buah.
2.
Untuk mengetahui respon atau
tanggapan jika menggunakan bahasa
jawa ngoko dalam transakasi pebelian buah.
3.
Untuk mengetahui respon atau
tanggapan jika menggunakan bahasa
jawa krama alus ngoko dalam transakasi
pebelian buah.
1.4 TEORI
Penggunaan teori
peristiwa tutur dan tindak tutur, peristiwa tutur sendiri adalah terjadi atau
berlangsungnya interaksi linguistik dalam suatu bentuk ujaran atau lebih yang
melibatkan dua belah pihak, yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok
tuturan di dalam waktu, tempat dan situasi tertentu. Jadi, iteraksi yang
berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli dipasar pada waktu tertentu dengan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya. Seperti yang sudah dijelaskan
dalam latar belakang tersebut yang berkaitan dengan teoti peristiwa tutur dan
tindak tutur tersebut, adanya interakasi langsung dalam kegiatan jual beli di
pasar Bintoro Demak dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya.
1.5 MANFAAT
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah
1. Manfaat
Praktis
a) Sebagai
bahan masukan bagi pembeli yang akan melakukan transaksi pembelian
b) Sebagai
bahan masukan luar dalam membeli jambu lokal untuk menambah wawasan tentang
berbagai hal berkaitan dengan perbedaan tiga bahasa dalam pembelian buah jambu
2. Manfaat
Teoritis
Penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dan melalui penelitian ini
dapat menjadi bahan rujukan atau
refrensi bagi peneliti selanjutnya dan masyarakat luar, serta sebagai
bahan pertimbangan bagi pihak terkaitdi dalam menyelesaikan masalah.
1.6 METODE
PENELITIAN
Metode
observasi atau pengamatan
Adalah
aktivitas terhadap suatu proses atau
objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pegetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelirian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PEMBAHASAN
Ø Tanggapan jika menggunakan bahasa Indonesia dalam
transaksi jual beli beli buah jambu di pasar Bintoro Demak, yang terjadi dalam
wawancara.
A: Permisi Bu mauh tanya ini jambu delima nya
berapaan ya Bu?
B: Oh niku sek delima Mas sekilo ne
Rp16.000/kg Mas, niku enten jambu citra nanging sekilone Rp19.000/kg Mas?
A: Enggak kok cuma mauh cari jambu delima
kok Bu, jambunya boleh kurang enggak kurang Bu?
B: Wah, mboten angsal Mas wong niku
jambune lagi kurang usum kok Mas dadine rodok larang Mas.
A: Ah, enggak apa-apa Bu sama-sama orang Demak
kan, Ibu nya juga orang Demak sih Bu ya boleh ya Bu Rp12.000/kg ya Bu?
B: Hahaha, mboten angsal Mas.
A: Yaelah Bu, pasnya berapa udah Bu?
B: Mpun, Mas Rp15.000 mpun Mas.
A: Hahahhahaha, masa cuma turun Rp1.000
saja Bu, boleh kurang lagi enggak Bu?
B: Sampun Mas mboten angsal.
A: Ya sudah Bu bungkusin sekilo saja Bu,
hahahha.
Kesimpulan: jadi dari percakapan diatas
dalam penerapan dari pembeli yang menggunakan percakapan bahasa indonesia itu yang
hanya mendapatkan potongan harga Rp1.000.
Ø Tanggapan jika menggunakan bahasa ngoko dalam transaksi
jual beli beli buah jambu di pasar Bintoro Demak, yang terjadi dalam wawancara.
Yang menggunakan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya.
A: Mas, iki jambune
pironan Mas?
B: Kui sek delima Rp19.000
Mas sekilone, lah masse meh tuku piro.
A: Kok yo larang lah Mas,
ndak yo rak oleh kurang Mas?
B: Lah Masse jalok
kurang piro Mas?
A: Rp15.000 yo Mas?,
nek oleh langsung bungkus ke wae Mas.
B:
Yo ora oleh toh Mas, wong teko bakulle wae Rp18.500, kok Mas ndak yo ora entok
bati aku Mas?
A: Yo wes Rp15.500 wes Mas yo.
B:
Yo ora oleh toh Mas mosok mok diundak i Rp500 tok lah, yo wes Mas Rp18.000 Mas
yo?
A:
Moh Mas, Rp17.000 gelem ora Mas, nek moh yo wes Mas tak golek liyane wae Mas?
B: Yo wes Mas rak
opo-opo wes Mas.
Kesimpulan: jadi dari percakapan diatas dalam
penerapan, dari pembeli yang menggunakan percakapan dengan bahasa ngoko dan
lebih leluasa dalam proses transaksi yang dikarenakan penjual pembeli itu
menggunakan bahasa kesehariannya dalam berinteraksi yang menjadikan potongan
harga yang cukup sebesar Rp2000.
Ø Tanggapan jika menggunakan bahasa krama dalam transaksi
jual beli beli buah jambu di pasar Bintoro Demak, yang terjadi dalam wawancara.
A: Bu, niki jambune
pintenan Bu?
B: Oh, sing pundi Dek
niki enten jambu delima, jambu bol, jambu kletuk, jambu citra Dek?
A: Niki Bu sing delimo
pintenan Bu?
B: Niku sing delima
Rp15.000/kg Dek.
A: Angsal kurang mboten,
Bu?
B: Angsal Dek, Adek e
tumbas pinten kilo?
A: Mboten katah-katah
kok Bu hahaha, niku jambune ingkang kurang angsal Bu?
B: Saget Dek.
A: Bu jambunne sekilo
sangang ewu enggeh Bu?
B: Mboten pareng Dek, enggeh
mpun sedosoh Dek, purun?
A: Purun sanget Bu,
matur suwun Bu.
Kesimpulan: jadi dari percakapan diatas dalam
penerapan dari pembeli yang menggunakan bahasa krama dan itu berpengaruh sangat
besar dalam penawaran dalam berinteraksi
yang menjadikan potongan harga yang cukup sebesar sampai Rp5.000 potongan
harga.
BAB III
3.1
KESIMPULAN DAN SARAN
Jadi
dalam penelitian ini yang “berjudul peristiwa tutur dan tindak tutur oleh
penjual buah di kota demak dengan pembeli untuk mendapatkan potongan harga”
yang menerapkan tiga perbandingan bahasa yang di antaranya bahasa Indonesia, bahasa Jawa ngoko, bahasa Jawa krama, dari
ketiga itu sudah dijelaskan diatas bahwa bahasa yang berpengaruh besar dalam
transaksi jual beli itu penggunaan bahasa Jawa krama karena telah terbukti
dalam hasil observasi tersebut yang mendapatkan potongan lebih besar itu
penggunaan bahasa Jawa krama. Dikarenakan penjual buah tersebut lebih sungkan,
terhadap pembeli karena ada orang Jawa yang pernah bilang seperti ini “koe
sopan, aku luweh sopan lan ngajeni awakmu”.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer Abdul, Agustina Leonie, “Sosiolinguistik perkenalan
awal”
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri paling cuul
-
Nama : Mohammad Donny Andreyanto NPM :16410084 Kelas : 1 B MEMBACA IDE • Membaca ide adalah adalah proses membaca y...
-
NAMA: MOHAMMAD DONNY ANDREYANTO KELAS: 4B Sore ini saya melaksanakan tugas andai saya menjadi guru, dan menggunakan metode seperti apa...
-
KLIK SINI TONG, ada video hot loh... Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat sore perkenalkan nama saya Mohammad ...